Bacaan ringan untuk anak. Silahkan meninggalkan komentar disini :D
PERGI
KE BANK
“Selamat datang
adik-adik, silahkan masuk” sambil membukakan pintu, begitulah sapaan yang diucapkan
oleh petugas keamanan di Bank ini kepada Fahri dan teman-teman sekolahnya saat
memasuki pintu kantor Bank.
Pada hari ini sekolah
Fahri mengadakan kunjungan ke salah satu Bank yang letaknya tidak jauh dari
sekolah Fahri. Fahri dan anak-anak siswa lainnya tampak begitu senang karena
mereka baru pertama kali diajak ke Bank.
Saat memasuki Bank, Fahri dan semua teman-temannya diminta untuk mengambil
nomor antrian. Fahri memperoleh nomor antrian 235. Satu persatu petugas
memanggil nomor antrian. Fahri melihat ke arah monitor yang menunjukkan nomor
antrian 216. Ternyata ia mendapatkan nomor antrian terakhir diantara
teman-temannya. “Yah…. Nomor yang terakhir…” kata Fahri dalam hati sambil
mengkerutkan keningnya yang menandakan Fahri sangat tidak senang dengan hal
ini. Fahri melihat ke arah nomor antrian
temannya yang duduk disebelahnya. “Geisha, tukeran…” kata Fahri sambil
menyerahkan nomor antriannya. “No, I don’t want…” ucap Geisha yang lebih lancer
berbahasa Inggris daripada Bahasa Indonesia kepada Fahri. “Namaku kan berawal
dari huruf F seharusnya aku duluan yang dapat nomor antrian terdekat daripada
kamu...” Kata Fahri membela diri. “Coba, kamu lihat dibuku absen. Namaku kan
yang selalu dipanggil diap wal baru kamu” sambung Fahri. “No, Friends… Here, we
get the queue number from there” Ucap Geisha dengan tegas sambil menunjuk
tumpukan nomor antrian yang berada diatas meja di samping security. Karena
tidak sabar lagi Fahri merebut nomor antrian milik Geisha. Melihat keributan
yang terjadi Bu guru memanggil Geisha dan Fahri. Geisha dan Fahri sama-sama
menjelaskan tentang apa yang sedang terjadi. Bu guru menjelaskan tentang aturan
pengambilan nomor antrian yang bukan dilihat dari buku absen kepada Fahri. “Maaf
miss..” kata Fahri sambil menundukan kepala yang menandakan dirinya malu akan
perbuatannya tadi “Angkat kepalanya Fahri. Miss, tidak menyalahkan kamu” Kata
bu guru. “Miss, hanya meminta kepada Fahri untuk sabar dalam mengantri” sambung
bu guru dengan lembut. “Kemarin, sebelum kita kesini bu guru sudah menjelaskan
bahwa selain belajar menabung langsung ke Bank, yang akan kita pelajari disini
salah satunya adalah tata cara mengantri.” kata Ali dengan nada yang ramah
kepada Fahri sambil menyemangatinya. Ali sebagai ketua kelas menunjukkan sikap
yang sangat baik. Ali mengajak Fahri untuk sama-sama kembali ke tempat duduk.
Namun sebelum duduk Fahri mendatangi Geisha untuk menyerahkan nomor antrian yang
direbutnya tadi. “Maaf Geisha…” ucap Fahri. “Never mind…” kata Geisha kepada
Fahri sambil tersenyum. Setelah meminta maaf Fahri kembali duduk disebelah Ali.
Ali menunjukan nomor antrian yang dimilikinya. “ha? 236… ?” kata Fahri sambil kaget. Ternyata Ali
mendapatkan nomor antian yang lebih jauh dari miliknya. “Kita harus bersabar
dalam melakukan setiap kegiatan apapun. Saya mendapatkan nomor antrian segini,
kamu lihat bapak bapak yang baru datang disana? Pasti bapak tersebut
mendapatkan nomor antrian yang lebih jauh dari kita. Kalau kita rebut masalah
nomor antrian dan minta didulukan nanti kasian orang-orang yang sudah antri.”
Jelas Ali kepada Fahri yang tidak bermaksud menasehati. “Terima kasih Ali, saya
tidak akan mengulangi hal yang seperti ini lagi.” Kata Fahri sambil tersenyum.
Labels:
Cerpen
Thanks for reading Cerpen : PERGI KE BANK. Please share...!
1 Comment for "Cerpen : PERGI KE BANK"
Mantap ya...
Silahkan berkomentar dibawah.