My Class

My Class blog adalah blog saya pribadi yang menceritakan pengalaman saya dalam mendidik serta berbagai hal pandangan tentang dunia pendidikan terkhusus di Sekolah Dasar

Soal-soal Thailand International Mathematical Olympiad (TIMO) 2017

Soal-soal Thailand International Mathematical Olympiad (TIMO) 2017

Berikut saya sajikan soal-soal HKIMO 2018 sebagai bahan latihan untuk terus bisa berprestasi di bidang olimpiade terkhusus dibidang matematika.
Langsung diklik dan download

Cara download :

  • Setelah link diatas di klik akan tampil 
  • Pastikan anda punya akun Gmail dan Sign in.
  • Lalu klik "Request Access"
  • Selanjutnya tunggu proses konfirmnya. 
  • Nanti file anda inginkan akan di kirim lewat email
  • Jangan lupa like, share, comment dan follow. tombolnya ada dibawah.
  • Thank You

Soal-soal Hongkong International Mathematical Olympiad (HKIMO) 2018

Soal-soal Hongkong International Mathematical Olympiad (HKIMO) 2018


        Berikut saya sajikan soal-soal HKIMO 2018 sebagai bahan latihan untuk terus bisa berprestasi di bidang olimpiade terkhusus dibidang matematika.

Langsung diklik dan download
2. Level Primary 1
3. Level Primary 2
4. Level Primary 3
5. Level Primary 4
6. Level Primary 5
7. Level Primary 6
8. Level Secondary 1
9. Level Secondary 2
10. Level Secondary 3
11. Level Senior Secondary

Cara download :

  • Setelah link diatas di klik akan tampil 
  • Pastikan anda punya akun Gmail dan Sign in.
  • Lalu klik "Request Access"
  • Selanjutnya tunggu proses konfirmnya. 
  • Nanti file anda inginkan akan di kirim lewat email
  • Jangan lupa like, share, comment dan follow. tombolnya ada dibawah.
  • Thank You

Kidz Jaman Now : Bertamu

Bacaan Ringan untuk anak. Kidz Jaman Now adalah cerita pendek  yang bersambung diterbitkan setiap minggunya pada hari sabtu. Kidz Jaman Now berceritakan kehidupan sehari-hari anak sekolahan yang duduk di bangku Sekolah Dasar. Kisah mereka sangat menarik untuk dibaca.

BERTAMU
(By : Afrizal Manurung)

 “Aanii… Aaniii” Teriak teman-teman Ani sambil memencet bel. Mendengar panggilan tersebut Ani yang dari tadi berada dikamarnya langsung bergegas membukakan pintu rumah. Ani menyambut teman-temannya dengan sangat gembira. “Ayo masuk teman-teman” kata Ani. Hari ini tiga orang teman Ani yaitu Ali, Geisha, dan Alvin sengaja bertamu ke rumah Ani untuk mengerjakan tugas kelompok. “Tempat sepatunya dimana Ani?” Tanya Ali sambil menenteng sepatunya. “Ada didalam, Ayo mari” Jawab Ani. Teman-teman Ani pun masuk sambil membawa sepatu mereka kedalam. Sampainya didalam Ali, Geisha dan Alvin benar-benar dibuat tercengang. “Wah, ini rak sepatunya?” Kata Alvin dengan ekspresi yang mencengangkan. “Wow, Make from gold?” kata Geisha sambil mengeksrpresikan kekagumannya. Dengan rendah hati Ani  menundukkan kepala sambil berkata “Maaf teman-teman, saya, saya tidak bermaksud…” tidak sampai Ani berkata sampai selesai, sambil meletakkan sepatunya di rak Ali pun berkata “Kami tidak bermaksud mengatakan kamu sombong kok, kami hanya takjub dengan kekayaan yang kamu miliki Ani”. Ani adalah anak yang pendiam disekolah jadi hampir tidak pernah pada saat jam istirahat di sekolah dia bermain dengan teman-temannya dan ayahnya adalah salah satu orang terkaya di dunia yang selalu berkerja di luar negeri walaupun begitu dia tetap rendah hati. Jadi ketika teman-teman sekelasnya bertamu ke rumahnya, Ani begitu sangat senang. “Ayo teman-teman kita ke ruang belajar” Kata Ani. “Sebelumnya bolehkah kami menemui orang tua kamu? Kami mau meminta izin terlebih dahulu” Kata Ali. “Ayah saya sedang ada tugas di luar negeri, yang dirumah hanya ada Ibu saya. Ibu saya berada di dapur. Ayo saya antar.”

 Selesai bersalaman dengan Ibu Ani, Ani dan teman-temannya menuju ruang belajar. Disepanjang jalan menuju ruang belajar, Ketiga temannya hanya bisa diam memperhatikan pemandangan rumah yang begitu mewah. Hampir semua prabotan terbuat dari bahan emas, Sungguh pemandangan yang tidak pernah mereka jumpai. Ketika Ani membuka pintu ruang belajar, Teman-teman Ani kembali tercengang untuk yang kesekian kalinya. “Silahkan masuk Ali, Geisha, Alvin” Ani mempersilahkan terlebih dahulu teman-temannya masuk. “Ruangan belajar yang kamu miliki sungguh sangat besar, semua fasilitas yang ada disini lengkap dengan buku-buku yang banyak. Sudahkah kamu membaca semua buku ini Ani?” kata Geisha yang seketika itu lancar berbahasa Indonesia. “Belum, kita bisa nanti membacanya bersama-sama. Ayo kita kerjakan tugas kelompok kita, saya sudah siapkan meja, kursi dan cemilan buat kita”. Mereka pun mulai mengerjakan tugas kelompok sampai selesai dengan tertib. Sebelum pulang, mereka terlebih dahulu merapikan tempat duduk, meja, dan kursi serta mengembalikan buku-buku ketempatnya kembali. Tak lupa pula Ali dan teman-temanya berpamitan kepada Ibu Ani. Anipun mengantarkan teman-temannya sampai pintu.  “Kami pulang dulu ya Ani, terima kasih atas jamuannya” serentak kata teman-teman Ani.                          

Cerpen : Hujan

Bacaan ringan untuk anak. Silahkan untuk meninggalkan komentar berupa makna cerita yang bisa dipetik dari cerpen ini.

HUJAN


            “Tettt…. Tett…” bunyi bel sekolah  berbunyi seakan berteriak mengingatkan jam sekolah sudah selesai.
“before going back home, let’s pray together” kata ketua kelas.


“finish”            lanjut ketua kelas.
“Stand Up!”
“Let’s sing Padamu Negeri, 1, 2, 3”
“Greeting”
serentak seluruh siswa mengucapkan “Good Afternoon miss”
“Good afternoon student” Sambut ibu guru.


            Usai mengucapkan salam perpisahan para siswa dan guru beranjak meninggalkan kelas. Doni dan anak-anak lainnya berlari berebutan menuruni tangga sekolah. Tanpa sadar Doni menabrak miss Amira yang pada saat itu sedang berjalan menuruni tangga. Sambil menahan sakit diperut akibat bertabrakan dengan Doni miss Amira mengambil kembali buku-buku yang tadi jatuh terlepas dari tangannya. “Maaf miss, tidak sengaja.” Doni berlari begitu saja usai mengucapkan maaf. Kepulangan siswa pada siang ini disambut dengan hujan. Anak-anak yang berebutan menuruni tangga tadi berbaris didepan pintu gerbang seakan tertahan oleh sesuatu. “Ingin hati cepat pulang ternyata harus menunggu lagi disekolah karena hujan turun begitu deras” gerutu Doni. Sambil memegang perut miss Amira  yang tepat berdiri disamping doni sedang mencari-cari sesuatu di dalam tas. “Hmm dimana ya tadi dirumah sepertinya sudah dimasukkan” gumam miss Amira. Doni mengambil sebuah kursi dan meletakkannya didepan pintu gerbang lalu Doni menduduki kursi yang diambilnya tadi. “Mungkin ketinggalan dikelas.hmm..” gumam miss Amira lagi. Ali si ketua kelas yang melihat miss Amira menahan sakit diperut  mengangkat sebuah kursi. “Ini miss, duduk dulu. Hujannya masih deras” kata Ali. “Terima kasih Ali, ibu guru duduk ya” kata miss Amira sambil tersenyum. “Sepertinya miss sedang mencari sesuatu?” kata ali bertanya kepada miss Amira. “Saya sedang mencari payung, seingat tadi miss sudah masukkan kedalam tas atau ketingggalan didalam kelas ya” jawab miss Amira. “Biar saya ambilkan miss” ujar Ali dengan sigap. Doni memandangi ali yang begitu peduli dengan orang lain. “Itukan sudah tugas ketua kelas” kata Doni dalam hati. “Doni, kamu tidak dijemput nak?” kata miss Amira dengan lembut kepada Doni. “Tidak miss, saya pulang berjalan” jawab Doni. “Kalau begitu nanti pulang sama miss saja. Miss bawa payung yang cukup untuk kita berdua. Rumah kamu kan tidak jauh dari rumah miss”. Doni hanya diam tak berkata apapun, Dia ingin segera pulang namun dia begitu malu dengan perbuatannya tadi. “Ini miss” kata Ali menyerahkan payung yang sudah diambilnya dikelas terakhir yang dimasuki miss Amira. “Maaf miss, saya boleh izin pamit dulu ya. Papa saya sudah jemput. Sepulang ini saya ada les dan setelah menjemput saya papa harus bergegas ke bandara” kata Ali. “Tidak perlu meminta maaf nak. Miss disini juga ada teman. Iyakan Doni? Hehe…” kata miss Amira sambil menyenggol Doni. “Sampai jumpa besok miss” kata ali. Doni mengamati apa yang sudah dilakukan Ali kepada miss Amira. Doni benar-benar merasa bersalah tidak bisa melakukan sesuatu kepada miss Amira malahan membuat miss Amira jadi sakit. “Mari Don, hujannya sudah agak reda. Kita sudah bisa mulai berjalan” kata miss Amira yang bangkit dari tempat duduk sambil membuka payung. Doni  mrengambil kursi miss Amira yang membuatnya sampai kaget. “A..da ap…”belum sampai miss Amira mengatakan sesuatu, Doni meengembalikan kursi yang didudukinya serta kursi yang diduduki miss Amira ke tempat semula. Melihat Doni seperti ini miss Amira tersenyum dan mengucapkan “Terima kasih”

Cerpen : PERGI KE BANK

Bacaan ringan untuk anak. Silahkan meninggalkan komentar disini :D

PERGI KE BANK

“Selamat datang adik-adik, silahkan masuk” sambil membukakan pintu, begitulah sapaan yang diucapkan oleh petugas keamanan di Bank ini kepada Fahri dan teman-teman sekolahnya saat memasuki pintu kantor Bank.  

Pada hari ini sekolah Fahri mengadakan kunjungan ke salah satu Bank yang letaknya tidak jauh dari sekolah Fahri. Fahri dan anak-anak siswa lainnya tampak begitu senang karena mereka baru pertama kali diajak ke Bank.  Saat memasuki Bank, Fahri dan semua teman-temannya diminta untuk mengambil nomor antrian. Fahri memperoleh nomor antrian 235. Satu persatu petugas memanggil nomor antrian. Fahri melihat ke arah monitor yang menunjukkan nomor antrian 216. Ternyata ia mendapatkan nomor antrian terakhir diantara teman-temannya. “Yah…. Nomor yang terakhir…” kata Fahri dalam hati sambil mengkerutkan keningnya yang menandakan Fahri sangat tidak senang dengan hal ini.  Fahri melihat ke arah nomor antrian temannya yang duduk disebelahnya. “Geisha, tukeran…” kata Fahri sambil menyerahkan nomor antriannya. “No, I don’t want…” ucap Geisha yang lebih lancer berbahasa Inggris daripada Bahasa Indonesia kepada Fahri. “Namaku kan berawal dari huruf F seharusnya aku duluan yang dapat nomor antrian terdekat daripada kamu...” Kata Fahri membela diri. “Coba, kamu lihat dibuku absen. Namaku kan yang selalu dipanggil diap wal baru kamu” sambung Fahri. “No, Friends… Here, we get the queue number from there” Ucap Geisha dengan tegas sambil menunjuk tumpukan nomor antrian yang berada diatas meja di samping security. Karena tidak sabar lagi Fahri merebut nomor antrian milik Geisha. Melihat keributan yang terjadi Bu guru memanggil Geisha dan Fahri. Geisha dan Fahri sama-sama menjelaskan tentang apa yang sedang terjadi. Bu guru menjelaskan tentang aturan pengambilan nomor antrian yang bukan dilihat dari buku absen kepada Fahri. “Maaf miss..” kata Fahri sambil menundukan kepala yang menandakan dirinya malu akan perbuatannya tadi “Angkat kepalanya Fahri. Miss, tidak menyalahkan kamu” Kata bu guru. “Miss, hanya meminta kepada Fahri untuk sabar dalam mengantri” sambung bu guru dengan lembut. “Kemarin, sebelum kita kesini bu guru sudah menjelaskan bahwa selain belajar menabung langsung ke Bank, yang akan kita pelajari disini salah satunya adalah tata cara mengantri.” kata Ali dengan nada yang ramah kepada Fahri sambil menyemangatinya. Ali sebagai ketua kelas menunjukkan sikap yang sangat baik. Ali mengajak Fahri untuk sama-sama kembali ke tempat duduk. Namun sebelum duduk Fahri mendatangi Geisha untuk menyerahkan nomor antrian yang direbutnya tadi. “Maaf Geisha…” ucap Fahri. “Never mind…” kata Geisha kepada Fahri sambil tersenyum. Setelah meminta maaf Fahri kembali duduk disebelah Ali. Ali menunjukan nomor antrian yang dimilikinya. “ha? 236… ?”  kata Fahri sambil kaget. Ternyata Ali mendapatkan nomor antian yang lebih jauh dari miliknya. “Kita harus bersabar dalam melakukan setiap kegiatan apapun. Saya mendapatkan nomor antrian segini, kamu lihat bapak bapak yang baru datang disana? Pasti bapak tersebut mendapatkan nomor antrian yang lebih jauh dari kita. Kalau kita rebut masalah nomor antrian dan minta didulukan nanti kasian orang-orang yang sudah antri.” Jelas Ali kepada Fahri yang tidak bermaksud menasehati. “Terima kasih Ali, saya tidak akan mengulangi hal yang seperti ini lagi.” Kata Fahri sambil tersenyum.
Back To Top